Pembukaan Jalur Pendakian Genting oleh Bupati Mojokerto 2024: Seribu Pendaki Menyapa Lereng Utara Penanggungan




Dusun Genting, 30 Juni 2024 – Suasana Dusun Genting, Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, pada Minggu pagi terasa berbeda. Ratusan pendaki berkumpul di kaki Gunung Penanggungan untuk mengikuti acara “Pembukaan Jalur 1000 Pendaki”, sebuah momentum bersejarah karena jalur ini resmi dibuka oleh Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmawati.


Acara pembukaan menjadi lebih istimewa ketika Bupati Ikfina sendiri ikut mencoba jalur pendakian hingga Pos 2. Dengan penuh semangat, beliau menyusuri medan menanjak sambil berinteraksi dengan warga dan pendaki, merasakan langsung tantangan jalur yang disebut-sebut sebagai salah satu yang paling ekstrem di Penanggungan.

Jalur Genting, yang kini resmi menjadi satu-satunya jalur pendakian yang dibuka secara resmi oleh pemerintah, dikelola langsung oleh warga Dusun Genting. Tujuannya jelas: menggerakkan roda ekonomi desa sekaligus memperkenalkan kekayaan hutan utara Penanggungan yang masih alami, dengan vegetasi rapat, udara segar, dan bentang alam yang menakjubkan.

Pembukaan jalur ini berlangsung meriah. Komunitas pendaki dari berbagai daerah hadir, ditambah penampilan kesenian khas Genting oleh anak-anak desa yang menampilkan tarian dan musik tradisional. Kehangatan acara tak hanya berasal dari sambutan warga, tetapi juga dari rasa bangga yang terpancar di wajah mereka—bangga karena jalur ini adalah buah kerja sama dan gotong royong masyarakat setempat.



Selain seremoni pembukaan, peserta juga mendapatkan materi PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) yang dibawakan oleh Cak Long, pendiri Mapala 45 Surabaya, serta materi navigasi gunung oleh Lintang, pegiat pendakian asal Surabaya. Materi ini menjadi bekal penting agar pendakian di jalur Genting dapat dilakukan dengan aman dan bertanggung jawab.

Di tengah ratusan pendaki, ada satu peserta yang mencuri perhatian: Om TJ, pendaki yang mengenakan kostum dinosaurus. Aksi uniknya membuat suasana cair, mengundang tawa, dan menjadi bahan cerita sepanjang jalur. Bahkan, Bupati Ikfina berjanji akan memberikan hadiah khusus karena Om TJ berhasil mencapai puncak Pawitra dengan kostum lengkapnya.

Meski jalur ini disambut antusias, banyak pendaki sepakat memberi julukan “jalur sinting” kepada jalur Genting—bukan karena gila dalam arti negatif, tetapi karena tingkat kesulitannya yang memacu adrenalin dan berbeda dari jalur lain di Penanggungan. Kemiringan tajam, lintasan sempit, dan variasi medan membuat setiap langkah menjadi tantangan tersendiri.




Selain terkenal ekstrem, jalur Genting juga mem-branding diri sebagai “Jalur Seribu Candi”. Sepanjang punggung utara Penanggungan, pendaki akan menemukan deretan situs candi bersejarah yang mempesona, menjadi perpaduan unik antara petualangan alam dan wisata budaya.




Usai meresmikan jalur, Bupati Ikfina menyempatkan diri singgah di Astana Jabal Sirr, sebuah rumah komunitas di Dusun Genting. Kehadiran beliau disambut hangat oleh keluarga besar Astana Jabal Sirr, yang merasa bangga karena jalur pendakian di desa mereka kini mendapat pengakuan resmi dan dukungan langsung dari pemerintah daerah.

Dengan dibukanya jalur Genting secara resmi, harapannya pendakian di Gunung Penanggungan tidak hanya menjadi aktivitas fisik, tetapi juga pengalaman edukatif yang memperkenalkan sejarah, budaya, dan pentingnya konservasi alam. Jalur ini kini bukan sekadar jalan menuju puncak, tetapi pintu gerbang menuju kisah panjang Pawitra yang terpatri di setiap batu, pohon, dan candi di lereng utara.


DOKUMENTASI BISA DILIHAT DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar