![]() |
Pohon Kemuning (Murraya Paniculata) Sumber Gambar: https://levypreserve.org/plant-listings/murraya-paniculata/ |
Lereng utara Gunung Penanggungan menyimpan banyak keindahan yang masih alami. Di Dusun Genting, Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, terbentang kawasan hutan yang tenang dan menyejukkan. Hutan ini bukan hanya ruang hijau biasa, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sekitar, baik secara ekologis, spiritual, maupun budaya.
Di tengah lebatnya pepohonan, ada satu tanaman yang istimewa dengan semerbak harumnya dan dianggap khas oleh warga: pohon kemuning. Tidak semua orang tahu pohon ini, tapi mereka yang sering menyusuri hutan utara pasti mengenalnya. Daunnya kecil-kecil dan lebat, bunganya putih wangi, dan batangnya tampak kokoh walau tidak terlalu besar. Kemuning tumbuh tidak mencolok, tapi justru karena itu ia mencuri perhatian.
Lokasi yang dikenal sebagai Alas Kemuning berada di sekitar petilasan Mbah Wiyu, sebuah tempat yang dihormati masyarakat sebagai titik sakral. Di sanalah pohon-pohon kemuning tumbuh subur, seolah menjaga ketenangan dan kesunyian tempat tersebut. Banyak warga percaya bahwa kawasan ini bukan hanya tempat biasa, melainkan ruang spiritual yang dihuni energi lama.
Secara ilmiah, pohon kemuning memiliki nama latin Murraya paniculata. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Rutaceae, sama dengan jeruk-jerukan. Di Indonesia, dikenal beberapa jenis kemuning, antara lain kemuning biasa, kemuning gunung, dan kemuning kuning. Meskipun serupa, masing-masing memiliki karakteristik daun dan aroma bunga yang sedikit berbeda.
Kemuning tidak hanya indah, tetapi juga bermanfaat. Daun dan akar kemuning sering digunakan dalam pengobatan tradisional, antara lain untuk meredakan nyeri, menurunkan demam, hingga mengatasi masalah pencernaan. Kayunya pun harum dan keras, cocok untuk kerajinan atau dupa. Selain itu, bunga kemuning juga kerap digunakan sebagai campuran lulur alami.
Lebih dari itu, pohon kemuning menyimpan makna simbolis. Bagi sebagian warga, kemuning adalah lambang penjaga tempat-tempat bersejarah dan dianggap punya hubungan dengan dunia supranatural. Tidak sedikit cerita dari orang tua yang menyebut kemuning sebagai pohon penuntun jalan dalam ritual atau pertanda hadirnya sesuatu yang tak kasatmata.
Sudah semestinya kita mulai mengenal dan mencintai pohon kemuning. Ia bukan sekadar tumbuhan liar, tapi bagian dari warisan budaya dan kekayaan alam yang patut dijaga. Ajaklah anak-anak, keluarga, dan teman-teman untuk berkunjung ke Alas Kemuning, mengenali pohonnya, mencium harumnya, dan meresapi cerita-cerita yang mengitarinya. Karena merawat kemuning, berarti juga merawat hubungan kita dengan alam dan masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar